Seorang anak merengek minta dibelikan jagung bakar.
Dengan sedikit enggan ibunya mengulurkan selembar uang
dan mengawasinya dari kejauhan. Lalu si anak dengan tekun
mengikuti gerak-gerik nenek tua penjual jagung bakar
memainkan kipas bambunya. Mata kanak-kanaknya membulat
terheran-heran pada pletikan biji jagung, asap, serta
harum yang tertebar kemana-mana. Sedangkan nenek tua
berpakaian lusuh itu tersenyum melirik anak kecil yang
jongkok di sebelahnya. Mata tuanya meredup melayang entah
kemana. Sesekali dicubitnya pipi anak itu. Kemudian
diberikannya jagung bakar itu pada anak yang sedari tadi
berharap-harap takjub, katanya, "Ambil saja buatmu nak.
Tak usah dibayar." Si ibu mengucapkan terima kasih lalu
berkata pada sang ayah, "Lumayan, kita dapat rejeki satu
jagung bakar." Lalu mereka meninggalkan taman kota itu
dengan kendaraan roda empat mereka.
Tunggu dulu wahai ibu! Mengapa kau menyebutnya sebagai
rejeki? Bukankah dengan demikian si nenek tua itu malah
kehilangan sebagian penghasilannya yang tak seberapa?
Tidakkah kau terpanggil untuk membalas pemberian itu
dengan sesuatu yang lebih dari sekedar kata terima kasih?
Memang, menerima selalu menyenangkan. Namun, memberi dengan
sikap tulus lebih membahagiakan. Tahukah kau, wahai ibu,
hati nenek tua itu teramat terang; jauh lebih terang dari
lampu yang menerangi temaram senja ini.
***********************************************************
Tahukah Anda.
Fernande Olivier, telah hidup bersama dengan pelukis Pablo
Picasso selama tujuh tahun (1904-1911) dan ingin menikah
dengannya. Namun sebelum hal itu dapat terlaksana ia harus
resmi bercerai dulu dengan suaminya. Di sinilah kesulitan
timbul, sang suami tidak jelas berada di mana berada.
Bertahun-tahun ia mencari suaminya untuk menuntaskan
perceraian mereka, agar ia dapat menikah dengan Picasso.
Hingga akhirnya di pertengahan tahun 1940-an Fernande
Olivier menemukan bahwa suaminya telah meninggal. Sang
suami telah meninggal empat puluh tahun yang lalu, saat
Fernande Olivier pertama kali bertemu dengan Picasso
Kamis, 16 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar